Assalamu'alaikum

Silahkan mendownload atau copy-paste materi disini, setelah itu WAJIB dibaca ya. .jangan cuma bikin penuh drive aja. .semangat!!!

Best Regard,


Echy Dewantari
Tampilkan postingan dengan label Patologi Klinik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Patologi Klinik. Tampilkan semua postingan

3.6.11

Golongan Darah



800px-Bleeding_finger Suatu kali kamu terjatuh, atau kulit kamu tergores benda tajam, atau pada saat gigi kamu di cabut, kamu akan mengeluarkan darah, merah warnanya. Nampaknya semua darah berwarna merah, tapi tahukah kamu ternyata tidak semua darah merah itu “sama”. Setiap darah manusia itu ternyata berbeda-beda. Apa perbedaannya? Kenapa bisa berbeda? dan apa kegunaan dari mengetahui perbedaan itu?

Darah merah manusia itu memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang berbeda-beda, baik dalam Sel darah merah maupun pada Plasma (darah merah terdiri dari sel darah merah dan plasma tempatnya "mengambang")

Protein dalam Sel darah disebut agglutinogen, sementara protein dalam plasma disebut agglutinin .

ABO_blood_type Agglutinogen memiliki dua jenis yaitu A dan B, begitu juga agglutinin memiliki jenis a dan b.

  1. Golongan darah A jika mengandung agglutinogen A di sel-selnya dan agglutinin b di plasma-nya
  2. Golongan darah B jika mengandung agglutinogen B di sel-selnya dan agglutinin a di plasma-nya
  3. Goongan darah AB jika mengandung agglutinogen A dan B di sel-selnya dan tidak memiliki agglutinin di plasma-nya
  4. Golongan darah O jika tidak memiliki aggllutinogen di sel-selnya dan memiliki agglutinin a dan b di plasmanya.

Perbedaan inilah yang kemudian dikelompokkan menjadi penggolongan darah. Golongan darah yang dikenal adalah ABO dan Rh (Rhesus).

Golongan darah ABO terdiri dari golongan darah O, A, B, dan AB. Dan penggolongan berdasarkan faktor Rh terbagi menjadi Rh+ dan Rh-

codominant Golongan darah juga diturunkan berdasarkan golongan darah ayah dan ibu. Jika orang tua kamu ada yang bergolongan darah O, maka kamu dan saudara-saudara kamu sekandung akan memiliki kemungkinan bergolongan darah O atau golongan darah lainnya kecuali AB. Sebaliknya, jika orang tua kamu ada yang bergolongan darah AB maka kamu akan berpeluang memiliki golongan darah A, B, AB, dan tidak mungkin bergolongan darah O.

Ada ahli yang beranggapan bahwa golongan darah ini juga terbentuk dari pola hidup manusia. Konon puluhan ribu tahun yang lalu, dimana penduduk bumi masih berupa pemburu dan banyak mengkonsumsi daging, penduduk bumi ini memiliki golongan darah O, kemudian saat manusia mulai bercocok tanam dan mencampur makannya dengan tumbuh-tumbuhan, muncul type golongan darah A, lalu berturut-turut setelah terjadi percampuran budaya dan bangsa, mucul golongan darah B dan terakhir AB.

19449 Golongan darah berguna pada saat kita mau melakukan transfusi darah. Yaitu proses tranfer darah ke mereka yang membutuhkan, misal karena kekurangan darah oleh sebab kecelakaan, penyakit,atau sebab lain. Darah yang di berikan kepada orang yang menerima harus ”cocok”. Jika tidak akan terjadi masalah yang fatal, bahkan kematian.

blood Orang yang memberikan darah disebut DONOR, dan yang menerima darah disebut RECIPIEN. Donor bergolongan darah O dapat memberikan darahnya kepada semua golongan darah, dan golongan darah AB dapat menerima darah dari semua golongan darah.

Jika kamu sudah cukup besar kamu bisa menjadi peserta donor darah, datanglah ke PMI, dan setelah kamu di nyatakan sehat kamu bisa menyumbangkan darah kamu, disimpan, dan digunakan oleh orang yang mambutuhkan. Berbuat baik ternyata dapat juga dengan memberikan sedikit darah kamu.***

(dari berbagai sumber)




Reaksi Silang (Crossmatch reaction)

Tentu sebagian dari kita sudah mengetahui tentang apa itu reaksi silang atau crossmatch, dan saya yakin banyak di antara kita sudah lupa atau bahkan malah belum pernah mendengar tentangnya. Maka tidak ada salahnya kita sedikit membaca lagi tentang apa itu reaksi silang secara umum.

Reaksi silang adalah suatu jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan transfusi darah. Tujuannya adalah untuk melihat apakah darah dari pendonor cocok dengan penerima (resipien) sehingga dapat mencegah terjadinya reaksi transfusi hemolitik. Selain itu juga untuk konfirmasi golongan darah.

Macam dari reaksi silang :

1. Reaksi silang mayor : eritrosit donor + serum resipien

Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi

2. Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipien

Memeriksa ada tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipien. Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi darah resipien.

Tahapan Reaksi Silang :

1. Reaksi silang salin

Tes ini untuk menilai kecocokan antibody alami dengan antigen eritrosit antara donor dan resipien, sehingga reaksi transfusi hemolitik yang fatal bisa dihindari. Tes ini juga dapat menilai golongan darah.

2. Reaksi silang albumin

Tes ini untuk mendeteksi antibody anti-Rh dan meningkatkan sensitivitas tes antiglobulin dengan menggunakan media albumin bovine.

3. Reaksi silang antiglobulin

Untuk mendeteksi IgG yang dapatmenimbulkan masalah dalam transfusi yang tidak dapat terdeteksi pada kedua tes sebelumnya. Terutama dikerjakan pada resipien yang pernah menerima transfusi darah atau wanita yang pernah hamil.

Semoga bermanfaat

dari berbagai sumber

Crossmatch





Crossmatch (Ing.). Pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai/tidak sesuainya darah donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum
*transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah. Terdapat dua cara pemeniksaan, yaitu: 1. mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) dengan serum resipien (aglutinin resipien); percobaan ini disebut Crossmatch mayor; 2. mencampun eritrosit resipien (aglutinongen resipien) dengan serum donor (aglutinin donor); percobaan mi disebut Crossmatch minor.

Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a) bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesual dengan darah resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan; bila Crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan basil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu; c) bila Crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan Crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka Crossmatch minor harus diulangi dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir mi ternyata nidak menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunacan darah donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan keadaan pada waktu transfusi dilakukan, yaitu serum darah donor akan mengalami pengaan dalam aliran darah resipien. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan aglutinasi, maka darah donor
itu tidak dapat ditransfusikan.

28.5.11

Materi Blok PMBS 3

Nb : Mengingatkan ya teman-teman, blok ini makin berat, sudah mulai masuk klinis, jadi harus makin serius ya belajar nya. . :D

Kuliah 25 Mei 2011


Patologi Anatomi
  1. dr. Rizky Hanriko "Inflamasi"
  2. dr. Muhartono, M.Kes, SpPA "Tumor Immunity"

Kuliah 24 Mei 2011


Patologi klinik
  1. dr. Wiranto Basuki, SpPK "Hematopoesis"
Praktikum Mikrobiologi
  1. Dra. CN Ekowati, MS "Pengenalan Alat"
  2. Dra. CN Ekowati, MS "Morfologi Bakteri"

Kuliah 23 Mei 2011

Farmasi
  1. dr. Rasmi Zakiah Oktarlina "BSO"
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Kuliah 20 Mei 2011

Parasitologi
  1. Dra. Endah S., M. Biomed "Sengkenit dan Tungau"
  2. Dra. Endah S., M. Biomed "Laba-laba dan Kalajengking"

Kuliah 18 Mei 2011

Immunologi
  1. dr. Zulfian, SpPK "Immunologi"
Parasitologi
  1. Dra. Endah S., M. Biomed "Kutu, Tuma dan Pinjal"

Kuliah 12 Mei 2011

Mikrobiologi
  1. Dra. CN Ekowati, MS "Mikroskopik"
  2. Dra. CN Ekowati, MS "Pewarnaan"
  3. Dra. CN Ekowati, MS "Klasifikasi Bakteri"
  4. Dra. CN Ekowati, MS "Pertumbuhan Bakteri"
  5. Dra. CN Ekowati, MS "Genetika Mikroba"
  6. Dra. CN Ekowati, MS "Epidemiologi"
  7. Dra. CN Ekowati, MS "Infeksi"

Kuliah 11 Mei 2011

Parasitologi
  1. dr. Hanna Mutiara "Lalat"

Kuliah 10 Mei 2011
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Epidemiologi
  1. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes "Epidemiologi 2"

Kuliah 9 Mei 2011

Epidemiologi
  1. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes "Epidemiologi 1"
Parasitologi
  1. dr. Hanna Mutiara "Protozologi Umum"

Kuliah 6 Mei 2011

Parasitologi
  1. Dra. Endah S., M. Biomed "Arthropodal"
  2. Dra. Endah S., M. Biomed "Nyamuk"

Kuliah 5 Mei 2011

Patologi Anatomi
  1. dr. Muhartono, M.Kes, SpPA "Neoplasia"

Kuliah 4 Mei 2011

Patologi Anatomi
  1. dr. Rizky Hanriko "Jejas, Adaptasi dan Kematian Sel"

Kuliah 3 Mei 2011

Parasitologi
  1. dr. Betta Kurniawan, M.Kes "Parasitologi Umum 1"
  2. dr. Betta Kurniawan, M.Kes "Parasitologi Umum 2"
  3. dr. Betta Kurniawan, M.Kes "Helmintologi Umum"